Langkau ke kandungan utama

Akhir Zaman, Awas Ulama Suu’ (Jahat)



Ulama’ dalam pandangan Islam memiliki kedudukan yang sangat mulia. Sebab mereka lah orang yang memahami kitab Allah

dan sunnah Rasulullah saw. Pemahaman itu menjadi bekal baginya untuk meniti kehidupan yang benar dan menunjukkan

masyarakat untuk berjalan di jalan yang benar. Sehingga, dengan segala kelebihan itulah Rasulullah menyebutnya

sebagai pewaris para nabi.

Dalam perumpamaan yang lain, para ulama adalah seperti bintang di langit. Bintang memberikan petunjuk arah di

tengah gelapnya malam. Sedangkan ulama’ menjadi fasilitator bagi umat ini untuk mendapatkan petunjuk di tengah

gelapnya jahiliyah. Merekalah yang menjelaskan kepada ummat ini jalan petunjuk dan keistiqomahan di atas pentunjuk

tersebut. Dengan merekalah ummat paham tentang jalan yang buruk dan cara menjauhinya.

Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, tersebarlah berbagai fitnah di tengah umat islam ini. Di antara

fitnah yang paling mematikan keberagamaan umat ini adalah, munculnya para ulama’ su’. Ulama’ su’ adalah ulama’

jahat. Dikatakan jahat, karena mereka bukannya menunjukkan jalan yang benar kepada umat, namun justru rakus kepada

kehidupan dunia. Dan akhirnya mereka menjual agamanya untuk kemaslahatan dunianya. Kadang mereka lebih fasih dan

lebih mudah untuk diterima penjelasannya. Bahkan metodenyapun juga berfariasi sehingga ummat banyak yang tertarik

terhadap mereka. Ketertarikan itulah yang kemudian menjadikan sebagian umat ini ngefans terhadap para ulama’ su’

tersebut. Padahal mereka pada hakekatnya di atas kesesatan. Tentang mereka ini, Anas bin Malik ra. menuturkan

sebuah hadis:

ﻭَﻳْﻞٌ ِﻷُﻣَّﺘِﻲْ ﻣِﻦْ ﻋُﻠَﻤَﺎﺀِ ﺍﻟﺴُّﻮْﺀِ ﻳَِﺘَّﺨِﺬُﻭْﻥَ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﺗِﺠَﺎﺭَﺓً ﻳَﺒِﻴْﻌُﻮْﻧَﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺃُﻣَﺮَﺍﺀِ ﺯَﻣَﺎﻧِﻬِﻢْ ﺭِﺑْﺤﺎً ِﻟﻸَﻧْﻔُﺴِﻬِﻢْ ﻻَ ﺃَﺭْﺑَﺢَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗِﺠَﺎﺭَﺗَﻬُﻢْ

Kebinasaan bagi umatku (datang) dari ulama su’ mereka menjadikan ilmu sebagai barang dagangan yang mereka jual

kepada para penguasa masa mereka untuk mendapatkan keuntungan bagi diri mereka sendiri. Allah tidak akan memberikan

keuntungan dalam perniagaan mereka itu. (HR al-Hakim)

Sayidina Anas ra juga meriwayatkan:

ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀُ ﺃَﻣَﻨَﺎﺀُ ﺍﻟﺮُّﺳُﻞِ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳُﺨَﺎﻟِﻄُﻮْﺍ ﺍﻟﺴُّﻠْﻄَﺎﻥَ ﻭَ ﻳُﺪَﺍﺧِﻠُﻮْﺍ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻓَﺎِﺫَﺍ ﺧَﺎﻟَﻄُﻮْﺍ ﺍﻟﺴُّﻠْﻄَﺎﻥَ ﻭَ ﺩَﺍﺧَﻠُﻮْﺍ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺧَﺎﻧُﻮْﺍ ﺍﻟﺮُّﺳُﻞَ ﻓَﺎﺣْﺬَﺭُﻭْﻫُﻢْ ﻭَﻓِﻲْ ﺭِﻭَﺍﻳَﺔٍ ﻟِﻠْﺤَﺎﻛِﻢِ ﻓَﺎﻋْﺘَﺰِﻟُﻮْﻫُﻢْ

Ulama adalah kepercayaan para rasul selama mereka tidak bergaul dengan penguasa dan tidak asyik dengan dunia. Jika

mereka bergaul dengan penguasa dan asyik dengan dunia maka mereka telah mengkhianati para rasul. Karena itu,

jauhilah mereka. (HR al-Hakim)

ﻗﺎﻝ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ: ﺇﻥ ﺃﺧﻮﻑ ﻣﺎ ﺃﺧﺎﻑ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﺔ ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻖ ﺍﻟﻌﻠﻴﻢ. ﻗﺎﻟﻮﺍ: ﻭﻛﻴﻒ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻨﺎﻓﻘﺎً ﻋﻠﻴﻤﺎً؟ ﻗﺎﻝ : ﻋﻠﻴﻢ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺟﺎﻫﻞ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻭﺍﻟﻌﻤﻞ .

Sayyidina Umar Bin Khoththob ra berkata “Sesungguhnya paling mengkhawatirkannya yang aku khawatirkan dari umat ini

adalah para munafiq yang berilmu”

Para sahabat bertanya “Bagaimana orang munafiq tapi ia alim?”

Sayyidina Umar menjawab “Mereka alim dalam lisannya tapi tidak dalam hati dan amaliahnya”

Riwayat lain dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﻋِﻠْﻤًﺎ ﻣِﻤَّﺎ ﻳُﺒْﺘَﻐَﻰ ﺑِﻪِ ﻭَﺟْﻪُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﻻَ ﻳَﺘَﻌَﻠَّﻤُﻪُ ﺇِﻻَّ ﻟِﻴُﺼِﻴﺐَ ﺑِﻪِ ﻋَﺮَﺿًﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﺠِﺪْ ﻋَﺮْﻑَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ

“Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu (belajar agama) yang seharusnya diharap adalah wajah Allah, tetapi ia

mempelajarinya hanyalah untuk mencari harta benda dunia, maka dia tidak akan mendapatkan bau wangi surga di hari

kiamat.” (HR. Abu Daud no. 3664, Ibnu Majah no. 252 dan Ahmad 2: 338)

Rasulullah saw. bersabda:

« ﺃَﻻَ ﺇِﻥَّ ﺷَﺮَّ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﺷِﺮَﺍﺭُ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﻭَﺇِﻥَّ ﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﺧِﻴَﺎﺭُ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ »

Ingatlah, sejelek-jelek keburukan adalah keburukan ulama dan sebaik-baik kebaikan adalah kebaikan ulama. (HR ad-

Darimi) .

Abu Hurairah ra. menuturkan hadis:
ﻣَﻦْ ﺃَﻛَﻞَ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ ﻃَﻤَﺲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻪِ ( ﺃَﻭْ ﻭَﺟْﻬَﻪُ ﻓﻲِْ ﺭِﻭَﺍﻳَﺔِ ﺍﻟﺪَّﻳْﻠَﻤِﻲْ) ﻭَﻛَﺎﻧَﺖِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ ﺃَﻭْﻟَﻰ ﺑِﻪِ

Siapa yang makan dengan (memperalat) ilmu, Allah MEMBUTAKAN KEDUA MATANYA (atau wajahnya di dalam riwayat ad-

Dailami), dan neraka lebih layak untuknya. (HR Abu Nu‘aim dan ad-Dailami) .

Al Allamah Al-Minawi dalam Faydh al-Qadîr Syarah Jami’ Shogir dari Imam Syuyuthi , mengatakan:

“Bencana bagi umatku (datang) dari ulama sû’, yaitu ulama yang dengan ilmunya bertujuan mencari kenikmatan dunia,

meraih gengsi dan kedudukan. Setiap orang dari mereka adalah tawanan setan. Ia telah dibinasakan oleh hawa nafsunya

dan dikuasai oleh kesengsaraannya. Siapa saja yang kondisinya demikian, maka bahayanya terhadap umat datang dari

beberapa sisi. Dari sisi umat; mereka mengikuti ucapan- ucapan dan perbuatan-perbuatannya. Ia
memperindah penguasa yang menzalimi manusia dan gampang mengeluarkan fatwa untuk penguasa. Pena dan lisannya

mengeluarkan kebohongan dan kedustaan. Karena sombong, ia mengatakan sesuatu yang tidak ia ketahui.” ( Faydh al-

Qadîr , VI/369.)

    Baca pula: Ciri-ciri Ulama Akhirat

Karena semua itu, Hujjatul Islam Imam al-Ghazali mengingatkan;

“Hati-hatilah terhadap tipudaya ulama su’. Sungguh, keburukan mereka bagi agama lebih buruk daripada setan. Sebab,

melalui merekalah setan mampu menanggalkan agama dari hati kaum Mukmin. Atas dasar itu, ketika Rasul saw ditanya

tentang sejahat-jahat makhluk, Beliau menjawab, “Ya Allah berilah ampunan.” Beliau mengatakannya sebanyak tiga

kali, lalu bersabda, “Mereka adalah ulama sû’ .”

Saat ini, adakah ulama su? Sepertinya banyak… bergelar ulama atau intelektual muslim, tapi berusaha menjauhkan

muslim dari Islam dengan menafsirkan al Quran dan as Sunnah sekehendak nafsu mereka. Mereka menjilat ke penguasa

dan menjadikan kaum kafir sebagai karib-karibnya. Betapa besar ancamannya, Allah akan BUTAKAN MATA MEREKA… Na‘ûdzu

billâh min syarr al-‘ulamâ’ as-sû’.

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

DOA SEBELUM MEMULAKAN KERJA DAN SELEPAS AKHIR KERJA

 Doa Memulakan Hari "Ya Allah ! Ya Tuhan kami, Pada hari ini, kami menadah tangan memohon restu perkenan daripadaMu, jadikanlah hari ini hari kebaikan bagi kami, hari kesinambungan untuk kami mengejar dan memperjuangkan cita-cita murni kami.” “Sesungguhnya Ya Allah!, jadikanlah hari ini hari bagi kami mengorak langkah, berhijrah dari sudut yang baik kepada yang lebih baik, dari insan yang lemah kepada insan yang kamil dan dari tingkah laku yang kurang baik kepada yang baik dan daripada tingkah laku yang baik kepada yang lebih baik.” “Ya Allah! Engkau jadikanlah segala tugas yang telah dan yang akan kami laksanakan sebagai suatu ibadah kepada Mu jua. Kami bersyukur ke hadratMu Ya Allah!, kerana diberi masa untuk terus hidup, menerokai alam yang penuh dengan khazanah yang engkau ciptakan untuk kami memikir dan mengambil ikhtibar di atas KeagunganMu. Jadikanlah penghidupan kami ini sebagai suatu penghidupan yang penuh keimanan dan ketakwaan kepadaMu Ya Allah.” “Ya Allah ! Ya Rohman! ...

Sering Mengamalkan Minum Air Mani, Ini Yang Terjadi Selepas Setahun

Apa yang diamalkan oleh seorang wanita ini adalah sesuatu yang sangat diluar jangkaan dan pemikiran. Wanita tersebut dikenali sebagai Tracy kiss berumur 29 tahun. Tracy Kiss merupakan seorang ibu tunggal dan dia juga seorang yang hanya mengamalkan makan makanan sayuran sahaja. Dia juga turut mengamalkan minum air mani setiap pagi untuk memberinya sentiasa bertenaga. Tambah Tracy lagi, dia selalu minim sperma itu setiap pagi sebagai sarapan utamanya seperti mencampurkannya ke dalam minuman. Tracy juga mengakui sebelum dia mengamalkan petua meminum sperma, dia katakan badannya sentiasa berasa lesu,letih dan kurang tenaga malah badannya akan cepat berasa penat. Setelah dia mengamalkan petua itu dia rasakan perubahan yang sangat ketara kerana dia rasakan badannya berasa sangat bertenaga dan lebih bersemangat. Dia juga rasakan seperi umurnya bukan seperti 29 tahun tetapi seperti remaja belasan tahun. Dia juga menyatakan yang mempunyai stok yang mencukupi dari salah seorang rakan karib lelak...

6 Doa Ketika Rindu Seseorang Dalam Islam

Setiap manusia pasti pernah merasakan rindu. Perasaan ini muncul tatkala kita berada di posisi yang jauh dari orang tersayang. Entah itu istri, suami, orang tua, saudara, teman, atau kekasih hati. Sedangkan untuk orang-orang yang beriman, rasa rindu terbesar pastinya akan hadir untuk bertemu Allah Ta’ala dan Baginda Rasul Muhammad SAW. Rindu dalam islam adalah sesuatu yang fitrah. Tidak berdosa apabila seseorang merasakan rindu di dalam hatinya. Namun rindu juga harus disikapi dengan cara-cara yang benar. ads Misalnya saja, ketika wanita merindukan seorang pria yang bukan muhrimnya. Mungkin pria itu teman dekatnya. Lalu apa yang harus dilakukan wanita tersebut? Haruskan mereka meluapkan perasaan rindu ke dalam praktek pacaran? Tentu saja tidak! Pacaran dalam islam jelas hukumnya haram sebab pacaran itu mendekati zina. Larangan berpacaran dalam islam dijelaskan dalam firman Allah SWT: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara ...